


Pada hari Rabu, 17 Mei 2023, Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA Unesa telah melaksanakan salah satu program kerjanya, yaitu Sarasehan I 2023 dengan tema “Diskusi Dua Arah untuk Menyatukan Aspirasi, Kritik, dan Saran demi Kimia FMIPA Unesa yang Lebih Baik”. Kegiatan ini dilaksanakan secara offline di Gedung Kimia ruang C05.01.08 yang dihadiri oleh koordinator Prodi Pendidikan Kimia, koordinator Prodi Kimia, dosen pendamping HMK, kepala sub bagian Laboratium Kimia Organik, 5 dosen Kimia, 51 mahasiswa sebagai perwakilan kelas mulai dari angkatan 2019 hingga 2022, 2 mahasiswa dari DPM FMIPA, dan 38 mahasiswa sebagai panitia. Beberapa hari sebelum dilaksanakannya Sarasehan I 2023, panitia telah menyosialisasikan angket survei isu dan angket isu kepada mahasiswa Kimia angkatan 2019 hingga 2022. Tujuan dari angket ini adalah untuk menampung aspirasi, kritik, dan saran mahasiswa Kimia angkatan 2019 hingga 2022 yang akan disampaikan pada dosen-dosen Kimia. Sarasehan I 2023 dimulai pukul 15.30 WIB dan berakhir pukul 17.30 WIB. Pertama-tama acara dibuka oleh MC dilanjutkan dengan sambutan dari Maria Regina Calie Ardamis selaku Ketua Pelaksana dan Dr. Amaria, M.Si. selaku Koordinator Prodi Kimia. Kemudian acara dilanjut dengan pembacaan tata tertib oleh MC. Setelah pembacaan tata tertib, MC mempersilakan moderator untuk memimpin acara inti yaitu, dosen-dosen Kimia FMIPA Unesa menjawab mengenai progres Sarasehan II 2022 dan menanggapi hasil angket Sarasehan I 2023, serta sesi tanya jawab. Berikut terdapat pembahasan dan tanggapan dari dosen-dosen Kimia terhadap beberapa isu yang tertera dalam hasil angket Sarasehan I 2023:
Pembahasan Isu Pertama Sarasehan I 2023 yaitu Mengenai Kendala Praktikum di Kimia FMIPA Unesa
1. Apakah Anda merasa bahwa bahan-bahan praktikum sudah kedaluwarsa sehingga mempengaruhi pada hasil praktikum (tidak sesuai dengan teori)? Untuk Prodi S-1 Kimia dan Prodi S-1 Pendidikan Kimia setuju.
2. Apakah Anda merasa bahwa alat-alat praktikum di laboratorium terbatas sehingga digunakan bergantian dengan kelompok lain, yang mengakibatkan praktikum tidak efektif? Untuk Prodi S-1 Kimia dan Prodi S-1 Pendidikan Kimia setuju.
3. Apakah Anda merasa bahwa koordinasi antarkoas mengenai alur kerja praktikum kurang, sehingga menimbulkan kendala pada saat praktikum? Untuk Prodi S-1 Pendidikan Kimia setuju dan Prodi S-1 Kimia kurang setuju.
Tanggapan Isu Pertama :
1. Tanggapan dari Dr. First Ambar Wati, M.Si.
a. Perlunya koordinasi antarkoas saat praktikum sebenarnya sudah menjadi kendala saat ACC data setelah praktikum. Tugas dosen atau koas bukan menjelaskan, tetapi mahasiswa yang harus paham mengenai alur kerja praktikum dan penambahan di setiap zat. Sebelum pralab, mahasiswa harus membaca dan mencari tahu (berinisiatif sendiri) terkait materi yang akan dipraktikumkan karena sekarang lebih banyak sumber yang diperoleh melalui internet.
b. Namun, apabila ada pembahasan yang miskomunikasi atau kurang tepat dari dosen atau koas sedangkan mahasiswa sudah mengetahui kebenaran teorinya maka mahasiswa diperbolehkan menyanggah hal tersebut asalkan ada dasarnya. Saat ACC tidak ada yang menjawab menunjukkan mahasiswa kurang berinisiatif dalam mempelajari materi. Hal ini juga yang mengakibatkan ACC menjadi lama. Jika pralab, mungkin masih bisa dituntun oleh dosen atau koas, tetapi ketika sudah praktikum tetapi masih belum bisa menjawab berarti tugas mahasiswa untuk mencarinya. Tugas dosen dan koas bukan menuntun tetapi sebagai mahasiswa memang perlu berpikir kritis dan bernalar sehingga ilmu yang didapatkan tidak cepat hilang. Pembahasan hasil praktikum adalah tanggung jawab kita sendiri kalau ada dasar teori yang kuat silakan ditambahkan.
c. Peralatan laboratorium yang digunakan secara bergantian, kemungkinan berupa instrumen yang mahal seperti UV-Vis dan polarimeter sehingga memang tidak memungkinkan satu kelompok satu, tetapi untuk peralatan seperti laboratorium glassware sudah memungkinkan untuk tiap kelompok.
d. Sebelum praktikum para laboran memastikan ketersediaan alat dan bahan, hal tersebut sudah disiapkan H-2 minggu agar tidak terburu-buru karena koas juga harus memastikan larutan tersebut sudah sesuai dengan kriteria praktikum. Mahasiswa tidak boleh menyalahkan bahan melainkan hal tersebut perlu dievaluasi saat bekerja di laboratorium, apakah sudah sesuai saat memipet atau saat menitrasi.
e. Upgrade fasilitas laboratorium menjadi lebih baik, sudah disampaikan sebelumnya bahwa peralatan seperti glassware sudah tersedia di setiap laboratorium. Namun, untuk instrumen memang perlu bergantian dengan kelompok yang lain.
f. Efisiensi waktu saat ACC disesuaikan dengan dosen. ACC online atau offline sudah didiskusikan dengan mahasiswa karena tugas dosen bukan hanya mengajar, tetapi mempunyai kesibukan masing-masing.
2. Tanggapan dari Dr. Amaria, M.Si.
a. Saya setuju terkait yang disampaikan oleh Bu First, lamanya waktu ACC kembali lagi ke mahasiswa, diharapkan setiap mahasiswa tidak menggantungkan jawaban dari dosen maupun koas saja. Praktikum tidak sesuai dengan teori dikarenakan mahasiswa kurang paham mengenai materi yang akan dipraktikumkan. Mahasiswa seharusnya mempersiapkan pemahaman atau materi sebagai bekal untuk praktikum. Dampak mahasiswa yang tidak siap atau bahkan tidak paham jangan disalahkan koasnya tetapi pemahaman kita perlu dipersiapkan sebelum praktikum dilaksanakan, sehingga hasil ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri.
b. Persiapan alat dan bahan sudah disiapkan jauh-jauh hari sehingga saat praktikum dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuan. Sedangkan, untuk permasalahan peralatan laboratorium yang digunakan secara bergantian kemungkinan peralatan ini berupa instrumen yang mahal seperti UV-Vis dan polarimeter sehingga memang tidak memungkinkan satu kelompok satu dikarenakan harganya mahal, tetapi untuk peralatan seperti laboratorium glassware sudah memungkinkan untuk tiap kelompok.
3. Tanggapan dari Kak Ahmad Misbakhus Sururi (2019) dan Kak Nur Anisa Rosyiidah (2019) Koas Kimia Analitik
a. Mohon maaf apabila ada perbedaan koordinasi antarkoas karena koas memiliki persepsi yang berbeda, tetapi inti yang disampaikan sama. Misalnya ada perbedaan sedikit mengenai penambah aquades, tetapi jika praktikan paham mengenai fungsi penambahan tersebut, maka hal tersebut bukan menjadi suatu permasalahan.
b. Pembahasan ACC mungkin berbeda, topik yang diberikan sama tetapi pembahasannya melebar dan bisa dikaitkan dengan materi tersebut. Misalnya mengenai penimbangan ada koas yang tidak sampai teknis dalam menggunakan timbangan dan ada koas yang lebih detail dalam menambahkan informasi tersebut. Oleh karena itu, koas bukan menjadi masalah utama kalau mahasiswa sudah paham.
c. Durasi yang lama, dikembalikan ke mahasiswa sendiri. Para koas dan dosen ingin memberikan yang terbaik sehingga mahasiswa juga paham mengenai praktikum yang sudah dilaksanakan dan dapat ditulis di laporan resmi.
d. Peralatan yang ditujukan Laboratorium Kimia Analitik sudah maksimal, istilahnya alatnya tidak sedikit. Mungkin peralatan Laboratorium Kimia yang lain masih meminjam alat di Laboratorium Kimia Analitik seperti, Laboratorium Biokimia meminjam alat sentrifuge ke Laboratorium Kimia Analitik. Alat dan bahan yang dibutuhkan di Laboratorium Kimia Analitik, disiapkan maksimal sebelum hari-H praktikum dan sudah diuji dengan konsentrasi sekian. Kesiapan bahan praktikum juga sudah diestimasi zatnya berapa banyak yang diperlukan. Mungkin jika bahan tersebut habis, kembali ke praktikannya.
Pembahasan Isu Kedua Sarasehan I 2023 yaitu Mengenai Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada Prodi S-1 Kimia Angkatan 2020.
1. Apakah Anda merasa bahwa informasi mengenai Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang diberikan oleh dosen-dosen Prodi S-1 Kimia FMIPA Unesa sudah berjalan dengan cepat? (untuk angkatan 2020) Mahasiswa Kimia FMIPA Unesa tidak setuju.
2. Apakah Anda merasa bahwa dosen-dosen Prodi S-1 Kimia FMIPA Unesa memberikan bantuan kepada Anda dalam mencari tempat PKL? (untuk mahasiswa angkatan 2020) Mahasiswa S1 Kimia kurang setuju.
3. Apakah Anda merasa bahwa pelayanan mengenai informasi PKL Prodi S-1 Kimia perlu diperbaiki? (untuk angkatan 2020) Mahasiswa S1 Kimia setuju
Tanggapan Isu Kedua :
1. Tanggapan dari Dr. Amaria, M.Si.
a. Pelaksanaan PKL memang berdasarkan keputusan prodi masing-masing. Berbeda dengan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang mana memang sudah disistemkan oleh universitas. Koordinasi mencari perusahaan selama 4 bulan tidaklah mudah karena instansi atau perusahaan ditempati oleh peserta didik yang magang selama 6 bulan. Sedangkan, perguruan tinggi rata-rata hanya 2-4 bulan. Bu Amaria sudah memberikan data rekomendasi tempat magang tetapi mahasiswa tidak segera merespon. Perusahaan juga tidak dapat dinegosiasi apabila mahasiswa sudah diberikan kesempatan tetapi menyia-nyiakan. Maka dari itu, dimohon kerja sama antara mahasiswa dan dosen. Mahasiswa seharusnya bertanya ke kakak-kakak tingkat terkait tempat magang yang direkomendasikan. Diharapkan mahasiswa bisa kompak sehingga jika ada teman yang belum mendapatkan tempat magang maka bisa saling mengajak, saling memotivasi teman, dan memberikan informasi terkait tempat magang yang bagus.
b. Prodi Pendidikan Kimia tidak melaksanakan PKL. Pemberian materi PKL hanya untuk Prodi Kimia. Materi PKL tidak bersamaan dengan PLP karena PLP dilaksanakan di semester 7. PKL bisa di semester 5 atau semester 6. Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas ada di semester genap dan ganjil, jadi di setiap semester muncul sehingga jika ada yang memilih Kampus Mengajar di semester ganjil dan diterima maka bisa dikonversikan ke KKN. Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) bagi Prodi Kimia bisa dikonversikan ke KKN independen. Sedangkan bagi Kimia bisa dikonversikan ke PKL karena ada magangnya.
c. Untuk materi PKL memang tidak bersamaan. Kesulitan ketika dilaksanakan bersamaan yaitu mahasiswa mulai magang di waktu dan tempat yang berbeda. Sedangkan, PLP bisa dikondisikan masuk sekian mahasiswa sehingga bisa bersamaan. PKL cukup susah jika bersamaan karena masing-masing industri berbeda. Mahasiswa perlu bersyukur karena mendapatkan materi PKL tersebut. Mohon diapresiasi dosennya, mohon dimaklumi karena ini sistem. Prodi juga keteteran sedangkan mengajar itu perlu. Kerja sama dengan perusahaan besar yang ingin merekrut sesuai program kita perlu melalui sistem jadi harus ada dasarnya. Tidak bersamaan tidak apa-apa sebetulnya, tetapi bersama-sama juga lebih enak mengontrolnya.
Sesi tanya jawab:
- Saudara Cesno Pereira angkatan 2020
Mengapa pihak Prodi Kimia memberikan informasi mendadak padahal dari Prodi FMIPA lainnya pelaksanaan PKL diinformasikan semester 5 sedangkan di Prodi Kimia diinformasikan di semester 6?
Jawaban dari Dr. Amaria, M.Si.
Memang tidak ada ketentuan dalam melaksanakan PKL. Pihak jurusan juga disarankan untuk KKN di semester 5 agar mahasiswa bisa lulus 7 semester. Namun, tidak bisa disamakan pelaksanaannya dengan prodi lain karena memang pihak Prodi Kimia tidak ada koordinasi dengan prodi lain. Mahasiswa seharusnya dari awal sudah mempersiapkan terkait pelaksanaan PKL. Meskipun pengumuman terlambat, apabila dari pihak mahasiswa memang siap maka tidak ada masalah.
- Saudara Cesno Pereira angkatan 2020
Bagaimana apabila informasinya mundur sedangkan ada ketentuan SKS dalam PKL sementara untuk mahasiswa yang telat diterima juga ada tanggungan UAS?
Jawaban dari Dr. Amaria, M. Si.
Pelaksanaan PKL sudah ditetapkan oleh sistem yaitu selama 4 bulan. Untuk mahasiswa yang masih ada keperluan magang dikarenakan magangnya belum selesai maka harus tetap melaksanakan UAS. Mahasiswa bisa pending kegiatan PKL untuk melaksanakan UAS terlebih dahulu.
- Saudari Desnia Laila Ulfa (2022)
Bagaimana sistem pemilihan koas?
Jawaban dari Kak Ahmad Misbakhus Sururi (2019) dan Kak Nur Anisa Rosyiidah (2019) Koas Kimia Analitik
Setiap laboratorium ada open recruitment. Kemudian ada tes tertulis seputar alat dan bahan yang ada di laboratorium terkait, pengetahuan umum, serta cara pembuatan larutan. Saat pergantian koas tiap semester ada persyaratan tes dan diseleksi. Ada pamflet yang tertempel. Mahasiswa yang berminat bisa mengsisi surat pernyataan ketersediaan dan mengikuti tes seleksi (memenuhi atau tidak).
- Saudari Rifdah Fa’iqotul Himmah (2022)
Mengapa antarkoas memberi penjelasan yang berbeda ketika ACC data sehingga mahasiswa bingung untuk mencantumkan di laporan resmi?
Jawaban dari Kak Ahmad Misbakhus Sururi (2019) dan Kak Nur Anisa Rosyiidah (2019) Koas Kimia Analitik
Sebenarnya untuk persepsi antarkoas berbeda, teknis antarkoas satu dengan yang lainnya bukan jadi masalah. Informasi yang berbeda dapat dijadikan tambahan di laporan resmi praktikum. Penjelasan yang diberikan bukan semua merujuk ke topik utama saja, tetapi dengan mengaitkan topik yang lain sesuai materi inti praktikum dapat memancing kemampuan berpikir kritis dan bernalar mahasiswa. Tiap koas saling me-review dan saling mengabari mengenai pembahasan ACC. Misalnya pipet, taraf ketidakpastian, dan pengaruhnya dapat dijadikan informasi tambahan. Hal ini, tidak kami permasalahkan karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda.
- Saudari Rifdah Fa’iqotul Himmah (2022)
Perbedaan pembahasan ketika ACC juga berpengaruh terhadap penulisan laporan resmi praktikum, kalau dari pembahasannya berbeda pasti akan berpengaruh terhadap penilaian laporan praktikum, sedangkan mahasiswa tidak tahu harus mengikuti pembahasan yang mana. Bagaimana penilaiannya?
Jawaban dari Kak Ahmad Misbakhus Sururi (2019) dan Kak Nur Anisa Rosyiidah (2019) Koas Kimia Analitik
Seharusnya mahasiswa sudah paham mengenai pembahasan praktikum karena mahasiswa sudah pralab dan melaksanakan praktikum. Setidaknya mahasiswa sudah mengerti fungsi setiap penambahan larutan dan mengamati perubahannya. Jadi, apabila mahasiswa sudah paham konsep mengenai materi yang dipraktikumkan dan menuliskan di laporan resmi pasti mendapat nilai yang sesuai dibandingkan dengan mahasiswa kurang dalam menuliskan pembahasan.
- Saudari Rahmania Fitrah Sari (2021)
Mengapa masih ada perubahan atau penambahan informasi secara mendadak setelah pralab? Hal tersebut membuat mahasiswa bingung dan kesusahan di hari-H praktikum. Lebih baik apabila ada perubahan segera diinformasikan segera kepada mahasiswa.
Jawaban dari Kak Ahmad Misbakhus Sururi (2019) dan Kak Nur Anisa Rosyiidah (2019) Koas Kimia Analitik
Mohon maaf jika ada mahasiswa yang mengalami kesusahan dalam hal tersebut. Saat pralab dan hari-H praktikum prosedurnya berbeda. Setiap konsepsi koas berbeda-beda, saat konsultasi bisa saja berbeda. Untuk masalah prosedur memang hal tersebut kondisional. Bukan dipermasalahkan tetapi memang kondisional (bisa dilakukan atau tidak).
- Saudari Rifdah Fa’iqotul Himmah (2022)
Mengapa terkadang pertanyaan antarkoas berbeda ketika ACC data?
Jawaban dari Kak Ahmad Misbakhus Sururi (2019) dan Kak Nur Anisa Rosyiidah (2019) Koas Kimia Analitik
Meskipun Kak Ruri dan Kak Nisa ACC di tempat dan waktu yang berbeda bukan berarti bahwa inti dari pembahasan itu berbeda juga. Terkadang kita mengikuti alur jawaban dari mahasiswa. Mohon maaf sebelumnya kalau tim koas juga masih ada kurangnya, tetapi terkadang koas juga ada beberapa pertanyaan yang lupa untuk disampaikan. Terkadang kita juga lebih memperdalam pembahasan agar mahasiswa semakin paham terkait judul praktikum yang telah dipraktikumkan. Tujuan tim koas untuk menambah pengetahuan mahasiswa itu sendiri.
Setelah dilaksanakannya sesi tanya jawab, moderator menyerahkan jalannya acara kepada MC dan acara ditutup dengan pembacaan doa. Sarasehan I 2023 dapat berjalan dengan lancar hingga akhir acara. Dengan adanya program kerja ini diharapkan menjadi forum bagi mahasiswa Kimia FMIPA Unesa unuk menyampaikan aspirasi, kritik, dan saran kepada dosen-dosen Kimia FMIPA Unesa. Selain itu, dengan diadakanya penyampaian aspirasi, kritik, dan saran seluruh Mahasiswa Kimia FMIPA Unesa secara terbuka melalui Sarasehan I 2023, diharapkan dapat memajukan kinerja dari Prodi S-1 Kimia dan Prodi S-1 Pendidikan Kimia FMIPA Unesa.