Pada hari Sabtu, 22 Juli 2023, Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK FMIPA Unesa) telah melaksanakan salah satu agendanya, yaitu Webinar Advokasi (INVO) 2023 dengan tema “Pengembangan Keterampilan Advokasi dalam Menghadapi Isu yang Terjadi (Peka Advokasi)”. Kegiatan ini dilaksanakan secara online via Aplikasi Zoom yang dihadiri oleh 121 peserta yang berasal dari berbagai penjuru Nusantara. Tidak hanya mahasiswa, melainkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pustakawan, dan staf klinik kecantikan juga turut serta memeriahkan acara Webinar Advokasi (INVO) 2023.
![](https://hmjkimia.fmipa.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2023/07/Screenshot_20230731-201605_Drive.jpg)
Sebelum acara dimulai, panitia dan peserta melakukan registrasi terlebih dahulu pada pukul 12.30–13.00 WIB. Acara resmi dimulai pada pukul 13.00 WIB oleh Anjani Fadia Putri selaku Master of Ceremony (MC), kemudian disusul dengan pembacaan tata tertib Webinar Advokasi (INVO) 2023. Setelah pembacaan tata tertib, panitia dan peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Unesa dengan khidmat. Sambutan-sambutan menempati acara yang berikutnya. Sambutan yang pertama adalah sambutan Ketua Pelaksana Webinar Advokasi (INVO) 2023 oleh Egi Rahman Permadi. Sambutan yang kedua adalah sambutan ketua HMK FMIPA Unesa oleh Muhammad Syahrul Abidin.
Memasuki acara inti, yakni pemaparan materi yang dipandu oleh Merynke Ayu Nava Tiana selaku moderator. Materi disampaikan oleh seorang public speaker ternama, Sherly Annavita Rahmi, yang mana beliau adalah seorang millenial influencer sekaligus dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di daerah Jakarta Selatan. Beliau mengajar di Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Dalam penyampaian materi, Sherly Annavita menyampaikan bahwa 30-35% generasi ini diisi oleh Generasi Z. Banyak perbedaan pandangan yang ada pada isi kepala setiap Gen Z. Muda ialah apa yang kita pikirkan dan apa yang akan kita lakukan. Tua muda itu bukan hanya sekedar angka tetapi cara berpikir dan berubah untuk suatu hal yang ingin dilakukan. Anak muda jangan mau direnggut optimisnya hanya karena perkataan “Anak muda bisa apa? Anak muda tau apa?” buktikan dengan perlakuan.
![](https://hmjkimia.fmipa.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2023/07/Screenshot_20230731-201648_Drive.jpg)
Sherly Annavita juga menyampaikan ketika bicara masa depan, kita sudah tidak melihat latar belakang melainkan berani berdamai dengan 3 hal, yaitu kerja keras, kerja cepat, dan kerja sama. Media sosial adalah wadah paling nyaring untuk menyuarakan suara anak muda. Kesempatan jauh lebih senang datang kepada kita yang siap. Kita harus siap berubah agar kesempatan itu hinggap. Berubah lebih baik dan lebih baik lagi di era industri 5.0 ini. Industri 5.0 ini sudah terbiasa dengan proses digitalisasi yang dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Tinggal memilih, kita yang mencipta dan mengatur teknologi itu, atau kita yang dicipta dan diatur kebiasaannya oleh teknologi itu. Hal yang telah dicapai oleh Gen Z pada era industri 5.0 ini seperti konektivitas, kolaborasi, kecepatan, dan efektivitas. Semangat untuk melawan arus itu hanya ada pada jiwa generasi muda, untuk mengubah generasi yang lebih baik lagi. Jangan mau jadi generasi muda yang sibuk, jadilah generasi yang produktif. Manusia yang sibuk ialah manusia yang melakukan segala sesuatu. Namun, manusia yang produktif ialah manusia yang menyelesaikan apa yang ia mulai serta tahu mana yang harus dipilah dan dipilih.
![](https://hmjkimia.fmipa.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2023/07/Screenshot_20230731-201532_Drive.jpg)
Setelah pemaparan materi selama 40 menit, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Terdapat tiga penanya dalam sesi ini:
1. Saudara Ihsan, Bekasi
Pertanyaan: Bagaimana cara mengubah mindset Gen Z mengenai kolaborasi bukan kompetisi, apakah harus mengubah stigma sistem pendidikannya yang destruktif, artinya mengutamakan yang di atas akan dipuji dan yang di bawah akan di-bully? Bagaimana kakak menanggapi hal tersebut?
![](https://hmjkimia.fmipa.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2023/07/Screenshot_20230731-201722_Drive-edited.jpg)
Jawaban Saudari Sherly: Sebagai contoh adalah penghapusan sistem ranking itu termasuk efektif. Karena kecerdasan setiap orang itu berbeda-beda. Seorang anak itu merasa insecure terkait apa yang kita yakini kebenarannya, karena lebih sering dihakimi dan dieksploitasi tentang pendapat kita. Di zaman sekarang, mari mengapresiasi dan tepuk tangan tentang suatu pencapaian anak muda, apapun pencapaiannya dengan hal yang berbeda. Kita harus membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Mari menjadi support system yang baik pada setiap usaha manusia.
2. Saudara Rio Pangestu, UIN Mahmud Yunus Batusangkar
Pertanyaan: Kemarin saya mencoba mengajak untuk produktif pada teman saya tetapi kendalanya mereka sangat sulit untuk diajak produktif. Bagaimana solusi terbaik menurut Saudari Sherly?
Jawaban Saudari Sherly: Kita akan bertemu dengan orang yang berfrekuensi sama dengan cara berpindah pada tempat yang tepat. Kita yang menentukan hanya membaca narasi atau membuat narasi. Pertemanan kita bukan hanya tersekat pada sesuatu, segera ciptakan hal yang bisa membuang sekat untuk menjadi produktif. Berubah menjadi produktif itu bukan hanya memulainya tetapi harus dengan konsistennya.
3. Saudari Ema Rohmanah, Universitas Billfath Lamongan
Pertanyaan: Tips untuk meningkatkan personal branding dalam karakter yang cocok pada era saat ini. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengukur personal branding yang kita bangun itu sudah tercapai atau belum?
Jawaban Saudari Sherly: Personal branding sudah ada pada diri kita. Indikator sukses pada personal branding seseorang adalah bukan pada dirinya, melainkan bagaimana orang lain menilai diri seseorang. Cari keunikan dalam diri kita kemudian kembangkan keunikan tersebut. Nikmati proses dalam membentuk personal branding kita.
Beranjak ke acara berikutnya, yakni sesi problem solving. Pada sesi problem solving, isu yang diangkat adalah kasus pembunuhan dan mutilasi mahasiswa di Yogyakarta. Pada sesi ini, peserta dapat memberikan argumennya kemudian ditanggapi oleh Saudari Sherly.
![](https://hmjkimia.fmipa.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2023/07/Screenshot_20230731-201813_Drive.jpg)
“Kasus tersebut terjadi sebab pelaku pembunuhan terlibat emosi dan pengaruh alkohol akibatnya merampas harta mahasiswa dan dimutilasi. Solusi yang dapat saya berikan adalah Kita harus menjaga diri terhadap orang yang tak dikenal dan berhati-hati dalam pertemanan,” ujar Naya.
Saudari Sherly menanggapi, “Awal mula yang terjadi adalah karena rendahnya empati seseorang. Jika ingin menyuarakan sesuatu, harus membaca apa, konteksnya bagaimana, perlakuan pihak yang berwenang sudah sampai mana, seberapa dalam kita mengetahui hal yang ingin disuarakan tersebut. Ketika sudah memutuskan sesuatu, maka kita harus konsisten menjalaninya. Logika dan nalar kita bukan dibentuk oleh narasi yang beredar, melainkan justru kitalah yang membentuk narasi yang akan beredar. Narasi yang beredar itu dibentuk oleh cara berpikir anak muda, bukan cara berpikir anak muda yang dibentuk dengan narasi yang beredar.”
Sebelum Saudari Sherly meninggalkan ruang Zoom, webinar ini dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Setelah itu, acara dikembalikan kepada MC. Acara berikutnya diisi dengan penyampaian skincare education oleh Wardah selama 25 menit kemudian dilanjutkan dengan penyampaian kesan dan pesan oleh peserta selama mengikuti Webinar Advokasi (INVO) 2023. Terdapat 3 kesan dan pesan yang disampaikan oleh peserta, yaitu:
1. Saudari Naya, Unesa
Kesan: Menurut saya, sangat menarik, materinya sangat berbobot, dan relate dengan isu masa kini.
Pesan: Kita harus open minded untuk berani mengambil risiko, terus maju, dan tidak insecure dengan kemampuan yang dimiliki orang lain.
2. Saudari Ema, Universitas Bilffath
Kesan: Sangat bermanfaat dalam era digital, yang telah memberikan wadah untuk menampung aspirasi kami.
Pesan: Jika bukan kita yang memulai perubahan, siapa lagi. Jika bukan sekarang, kapan lagi.
3. Saudara Ihsan, Bekasi
Kesan: Luar biasa karena pematerinya yang terkenal.
Pesan: Kami dari Generasi Milenial mengingatkan pada Gen Z untuk memperbanyak kolaborasi daripada kompetisi dalam era digitalisasi.
![](https://hmjkimia.fmipa.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2023/07/Screenshot_20230731-201900_Drive.jpg)
Pengumuman peserta terbaik dibacakan setelah penyampaian kesan dan pesan dari peserta. Adapun peserta teraktif diraih oleh Naya dari Unesa dan peserta terkritis diraih oleh Ihsan dari Bekasi. Acara Webinar Advokasi (INVO) 2023 ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Mohammad Wisnu Wardana. Sebelum peserta meninggalkan ruang Zoom, peserta mengisi link presensi akhir yang dibagikan oleh panitia melalui kolom komentar Zoom. Acara Webinar Advokasi (INVO) 2023 ini berjalan lancar tanpa suatu halangan apapun. Penyelenggaraan program kerja webinar ini bertujuan untuk membahas mengenai cara mengadvokasi diri sendiri dan orang lain. Kepentingan dari diadakannya webinar ini adalah agar Gen Z dapat mencegah dan membentengi diri sendiri serta mengajak teman terdekat untuk tidak mudah termakan isu-isu yang belum jelas kebenarannya. Harapannya forum ini dapat digunakan masyarakat umum dan mahasiswa untuk menambah ilmu pada bidang advokasi yang nantinya akan diterapkan di dunia sosial masyarakat.