Tahu gak sih?
Bom fosfor putih alias senjata militer yang digunakan biasanya digunakan untuk peperangan kini menjadi sorotan. Padahal senjata jenis ini sudah digunakan dari beberapa tahun yang lalu loh
Sebenarnya senyawa fosfor putih merupakan zat kimia beracun yang dihasilkan dari batuan yang mengandung fosfat. Zat ini memiliki bau yang cukup menyengat seperti bawang putih. Zat ini biasanya tersebar dalam peluru artileri, bom, dan roket yang mudah terbakar jika terkena oksigen. Reaksi kimia tersebut menghasilkan panas yang sangat tinggi hingga 815°C.
Cara kerja dari bom fosfor putih digunakan terutama untuk mengaburkan operasi militer di lapangan dengan membuat tabir asap di malam hari atau siang hari, fungsinya untuk menutupi pergerakan visual pasukan. Strategi ini juga mengganggu optik inframerah dan sistem pelacakan senjata, sehingga melindungi pasukan militer dari senjata berpemandu seperti rudal antitank. Fosfor putih yang diledakkan di udara (airburst), menyelimuti area yang lebih luas dibandingkan senjata yang diledakkan di tanah (groundburst), sehingga strategi ini digunakan untuk untuk menutupi pergerakan pasukan dalam jumlah besar.
Dampak yang diberikan dari bom fosfor putih ini dapat membakar kulit hingga ke tulang, dan bahan kimia tersebut dapat diserap oleh tubuh sehingga menyebabkan disfungsi pada banyak organ, termasuk hati, ginjal, dan jantung. Selain itu, bom fosfor putih juga menyebabkan gangguan metabolisme dikarenakan kadar kalium yang sangat tinggi.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bom fosfor putih merupakan zat kimia berbahaya dalam rumpun fosfat yang sering kali digunakan sebagai senjata pada saat peperangan. Dampak yang diberikan oleh bom fosfor putih ini adalah luka bakar hingga menembus tulang serta dapat menyebabkan gangguan metabolisme
Referensi
Ananda, A. R. R. (2021). Implementasi the chemical weapon convention 1993 terhadap larangan penggunaan senjata kimia dalam perang di Suriah. Doctoral dissertation. Universitas Jambi.
Peruzzini, M., Gonsalvi, L., & Romerosa, A. (2005). Coordination chemistry and functionalization of white phosphorus via transition metal complexes. Chemical Society Reviews, 34(12), 1038-1047.
Rahmawati, O. (2023). Bab 2 Kelimpahan unsur-unsur golongan utama. Kimia Dasar II, 19.
Sri, A. (2008). Media pembelajaran. Surakarta: UPT UNS Press Universitas Sebelas Maret.